Pages

Kamis, 14 Oktober 2010

Selamat Ulang Tahun, Mama!!

Seharusnya tulisan ini aku posting dua hari yang lalu. Tapi karena tugas yang seabrek, jadinya aku gak bisa berurusan dulu dengan blog.

Dua hari yang lalu, tepat tanggal 12 Oktober 2010, adalah hari yang istimewa bagi Mamaku. Ya, hari itu beliau berulang tahun. Ya Allah, senang dan bahagianya aku. Mama masih di berikan umur yang panjang oleh Allah. Tapi, kesedihan melandaku juga. Ini pertama kalinya aku tidak berada di dekat Mama saat beliau berulang tahun. Yah, mau gimana lagi, ini kan demi pendidikanku. Biarlah sekarang aku jauh, tapi Insya Allah kelak aku bisa sukses agar bisa membahagiakan orangtua aku.

Aku awalnya bingung, apa yang harus aku lakukan untuk ulang tahun Mama kali ini?? Hadiah apa yang bisa aku berikan?? Selalu itu yang aku pikirkan. Apalagi sekarang aku sangat jauh dari Mama. Seperti biasa, jika aku sedang bingung dan banyak pikiran, pasti heboh. Yang awalnya diem, bisa mendadak teriak-teriak sendiri. Pokoknya tidak menentu, namanya juga orang yang galau-an. Tapi aku jadi teringat sesuatu, do'a anak yg sholeh/sholehah yang paling di perlukan oleh orangtua. Yah, aku tau, do'a lah yang paling penting, do'a yang tulus. Itu sedikit menginspirasiku.

Tepat pukul 00.00 tanggal 12 Oktober, aku langsung menelepon Mama. Ya, hanya untuk mengucapkan selamat ulang tahun. Aku tak terlalu memusingkan jadwal kuliah pagiku esok hari. Yang terpenting bagiku adalah Mama. Lagi-lagi, aku sempat galau untuk menelepon Mama. Bukan apa-apa. Aku takut, aku akan menangis saat berbicara dengan Mama. Di hari biasa saat menelepon Mama saja, aku selalu meneteskan air mata. Walaupun suaraku mengeluarkan gelak tawa, tapi tetap saja, aliran sungai itu menganak di pipi ku. Apalagi saat itu, hari spesial buat Mama. Aku sangat yakin akan menangis lagi, bahkan saat aku mengucapkan kata pertama. Satu hal yang pasti, aku tidak suka dan malu jika ketahuan sedang menangis, sekalipun itu oleh orangtuaku. Bagiku, menangis itu hanya akan menunjukkan kelemahan kita. Dan aku tak mau terlihat lemah. Bodoh?? Ya, pemikiranku memang bodoh. Walaupun begitu, masih ada waktu-waktu saat air mataku tak mampu aku tahan di depan orang lain. Dan pada saat itu, pasti aku sedang dalam keadaan yang sangat lemah dan rapuh.

Mama mengangkat teleponku. Cukup berat awalnya aku akan mengeluarkan kata-kata. Segala rangkaian kata-kata yang sudah ku susun, mendadak hilang tak berbekas. Beberapa detik aku hanya terdiam. Mama dari seberang sana sudah berbicara. Aku mulai menarik napas dan menghembuskannya perlahan.

“Ada apa Nin??” begitu tanya Mama.

“Selamat ulang tahun Mama…” hanya kata itu yang mampu aku ucapkan. Karena, seperti yang aku bilang, perbendaharaan kataku lenyap. Aku tau, Mama di sana tersenyum. Ah, aku jadi merindukan senyuman Mama.

“terima kasih, nak…” itu yang Mama ucapkan. Detik selanjutnya, kami hanyut dalam cerita-cerita antara Ibu dan anak. Saat itu, aku jadi teringat sesuatu. Papa sedang tidak di rumah. Yah, Papa sedang ada urusan di kampung. Di saat Mama berulang tahun, Papa sedang tak di rumah dan aku pun tak berada di sisi Mama. Walaupun aku tau, pasti nanti Papa juga akan menelepon Mama, tetap saja kesedihan itu kian mendera. Rasa sesak di dada yang sedari tadi telah ku tahan, semakin kuat menyiksaku.

“jangan menangis Nina, jangan menangis…”aku berusaha mensugesti diri dengan kata-kata itu. Tapi nyatanya, bendunganku sangat lemah, air itu kembali mengalir.

Hal yang mampu aku lakukan jika sudah menangis adalah menyamarkannya dengan gelak tawa. Munafik memang. Tapi mau bagaimana lagi, begini lah aku.

Beberapa saat sebelum mengakhiri telepon kami, entah mengapa perasaan sedihku kian menjadi. Isak tangis yang telah kusamarkan dengan gelak tawa akhirnya tak mampu ku tahan. Aku menangis. Ya, aku menangis saat berbicara dengan Mama. Masa bodoh dengan gengsiku. Aku hanya ingin meluapkan perasaanku. Tapi karena isak tangis itu, aku kembali menemukan kata-kataku.

“Mama…semoga Mama panjang umur, sehat selalu dan semoga Mama di berikan kesabaran oleh Allah menghadapi semua cobaan. Nina tau, Mama adalah orang yang paling sabar...dan semoga selalu begitu. Satu lagi, semoga keinginan Mama untuk naik haji bisa segera terwujud” aku mengucapkannya sambil terisak.

“iya, Amiiinnn…terima kasih ya Nin…sudah, tidur sana!! Besok kuliah jam berapa??” Tanya Mama.

“jam tujuh”

“sudah tidur sana. Jangan begadang. Tugas udah di kerjakan??”

“sudah” ah, mengapa aku cuma mampu mengucapkan satu dua kata saja?? Aku kan biasanya adalah orang yang cerewet. Aku sedikit mengutuki diriku sendiri.

“Ya, Mama tutup ya. Assalammu’alaikum…”

“Wa’alaikumsalam…”

Mama…aku memang belum sepenuhnya mampu membahagiakanmu. Tapi aku selalu berusaha mewujudkan mimpiku itu. Mimpi agar Mama dan Papa bisa bahagia dan bangga denganku. Dan di hari ulang tahunmu ini, aku hanya mampu mengirimkan do’a. Do’a yang tulus dari hatiku. Kado?? Semoga saat aku pulang nanti aku mampu memberikannya. Yah, itu harus aku masukkan dalam agenda keinginanku.

14 Oktober 2010

1:10:42 PM

0 komentar:

Posting Komentar